FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN MASYARAKAT PESISIR DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR
DOI:
https://doi.org/10.36973/jkih.v12i2.604Kata Kunci:
BHD, kesiapan, masyarakat pesisirAbstrak
Prevalensi penyakit jantung di Indonesia tahun 2018 dilaporkan sebanyak 1.017.290 kasus. Penyakit jantung dapat memicu serangan jantung dan bahkan henti jantung. Pemberian bantuan hidup dasar (BHD) oleh masyarakat yang pertama kali menemukan korban (bystander) dapat berdampak terhadap outcome korban. Keterampilan BHD pada masyarakat awam cenderung masih rendah yang dibuktikan dengan kurang dari 40% korban henti jantung di luar rumah sakit mendapatkan resusitasi jantung paru (RJP) dari masyarakat awam, serta kurang dari 12% mendapatkan automated external defibrillator (AED) sebelum kedatangan petugas ambulans. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa kurang dari 1% masyarakat awam mampu melakukan BHD dengan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat pesisir dalam melakukan tindakan BHD. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional yang melibatkan 106 responden. Data dianalisis menggunakan uji Kendal Tau karena data bersifat kategorik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor pengetahuan dengan kesiapan masyarakat pesisir dalam melakukan tindakan BHD (p=0.009). Terdapat hubungan antara faktor pelatihan BHD dengan kesiapan masyarakat pesisir dalam melakukan tindakan BHD (p=0.005). Tidak terdapat hubungan antara faktor pengalaman melakukan BHD dengan kesiapan masyarakat pesisir dalam melakukan tindakan BHD (p=0,376). Semakin banyaknya kondisi kegawatdaruratan di masyarakat, serta minimnya pengetahuan masyarakat terkait BHD, maka perlu dilakukan kampanye dan pelatihan BHD di masyarakat, karena kondisi kegawatdaruratan sebagian besar terjadi di luar rumah sakit.
Unduhan
Referensi
Al-Mohaissen M. Knowledge and Attitudes Towards Basic Life Support Among Health Student at a Saudi Women’s Universitity. 2016;17.
American Heart Association (2015) ‘Guidelines 2015 CPR & ECC’, Circulation, 132(5), p. 293. doi: 10.1016 S0210-5691(06)74511-9.
American Heart Association (2020) ‘American Heart Association.’, American Heart Association, (1–32). Available at: eccguidelines.heart.org.
Artawan, I. K. et al. (2021) ‘The Effect of Basic Life Support Course on Community Knowledge Level’, Babali Nursing Research, 2(2), pp. 49–61. doi: 10.37363/bnr.2021.2252.
Bækgaard, J. S. et al. (2017) The Effects of Public Access Defibrillation on Survival After Out-of-Hospital Cardiac Arrest, Circulation. doi: https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.117.029067.
Connolly, M. et al. (2007) ‘The “ABC for life” programme-Teaching basic life support in schools’, Resuscitation, 72(2), pp. 270–279. doi: 10.1016/j.resuscitation.2006.06.031.
Kemenkes RI (2018) ‘Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia’, Laporan Nasional Riskesdas 2018, pp. 154–165. Available at: http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang PTRM.pdf.
Maulidina, Fitri, E. Y. and Ningsih, N. (2022) ‘Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Tenaga Kesehatan Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar di Puskesmas Kota Lubuklinggau’, repository.unsri.ac.id, p. Available at: https://repository.unsri.ac.id/78556/12/RAMA_14201_04021281823027_0001078402_0017077301_01_Front_Ref.pdf.
Perkins, G. D. et al. (2015) ‘European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2015. Section 2. Adult basic life support and automated external defibrillation.’, Resuscitation, 95, pp. 81–99. doi: 10.1016/j.resuscitation.2015.07.015.
Yunus, M. et al. (2015) ‘Knowledge, attitude and practice of basic life support among junior doctors and students in a tertiary care medical institute’, International Journal of Research in Medical Sciences, 3(12), pp. 3644–3650. doi: 10.18203/2320-6012.ijrms20151416.



