FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI DESA KARANGSONG
DOI:
https://doi.org/10.36973/jkih.v10i2.414Kata Kunci:
usia ibu, usia kehamilan, pendidikan dan BBLRAbstrak
ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut WHO hasil pencapaian AKI sebesar 23,88 per 1000 kelahiran hidup sedangkan AKB sebesar 12,41 per 1000 kelahiran hidup. Kementrian kesehatan (Kemenkes) mencatat, jumlah kematian ibu di Indonesia sebanyak 4.627 jiwa pada 2020. Jumlah tersebut meningkat 8,92% dari tahun sebelumnya 4.197 jiwa. Berdasarkan data dari Propinsi Jawa barat Angka Kematian Bayi tahun 2021 sebesar 2672 kasus, dibanding tahun 2020 terdapat menurunan sebesar 88 kasus. Laporan Kesehatan Kabupaten Indramayu pada tahun 2021 jumlah kematian ibu sebanyak 42 kasus sedangkan jumlah kematian bayi sebanyak 170 kasus dan penyebab kematian bayi terbesar
Metode : Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan pendekatan cross sectional Data yang digunakan adalah data sekunder. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Desa Karangsong berjumlah 468 ibu, pengambilan sample dillakukan dengan metode simple random sampling dan diperoleh sample pada penelitian ini berjumlah 211 ibu. Analisa data pada penelitian ini adalah univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil : Dari hasil penelitian diketahuai kejadian BBLR sebesar 22,3 %. Hasil penelitian dengan uji Chi Square terdapat 1 variable yang tidak berhubungan dengan kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) yaitu pendidikan (p-value 0,826) dan ada 2 variable yang berhubungan yaitu usia ibu saat hamil (p-value 0,020) dan usia kehamilan (p-value 0,000).
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dan usia kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah, dan tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian berat bayi lahir rendah,
Kata Kunci : Usia Ibu, Usia Kehamilan, Pendidikan dan BBLR.
Unduhan
Referensi
Ai Yeyeh Rukiyah, S.ST.,M.KM. 2013. Pelayanan Antenatal Care. Jakarta
Anita rahayu, Lily Yulaikhah, Yati Nurhayati. 2012. Karakteristik bayi dengan BBLR Di RSUD Indramayu Periode Januari-Desember Tahun 2012.
Colti Sistiarani. 2008. Faktor Maternal Dan Kualitas Pelayanan Antenatal Yang Berisiko Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Studi Pada Ibu Yang Periksa hamil Ke Tenaga Kesehatan Dan Melahirkan Di RSUD Banyumas.
Departemen Kesehatan RI, 2003. Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas.Jakarta:Depkes RI.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. 2020. Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. 2021. Profil Dinas kesehatan. Jumlah Kematian Neonatal.
Ismi Trihardiani, Niken Puruhita. 2009. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan Utara Kota Singkawang.
I Ketut Yana. 2012-2014. Determinan Kematian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Selama Rawat Inap Di RSUD Karangasem Bali.
J Brown Stephanie, And Friends. 2015. Use Of CannabisDuryng Pregnancy And Birth Outcomes In An Aboriginal Birth Cohort: a Cross-Sectional. Population Based Study.
Lia Yulianti. 2013. Bayi Dengan BBLR. Nuha Medika. Yogyakarta
Proverawati Atikah ,S.KM.,MPH dan Cahyo Ismawati, S.Kep.,NS. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta: NuhaMedika.
Raj Sharma Sudesh, And Friends. 2015. Low BirthWeight At Term And Its Determinan In a Tertiary Hospital Of Nepal.
Ridwan Setiawan, Rina Melani, Dan Inggrid Dirgahayu. 2009. Hubungan Anemia Pada Ibu hamil Dengan Kejadian BBLR Di Ruangan Perinatologi RSU Slamet. Garut.
Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu.2013-2015.Profil Rumah Sakit. Data Persalinan BBLR.
Saifuddin AB. 2011.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: EGC



